Agriculture
Campus Story
“ Selamat datang di kampus Hijau!”
Kalimat itulah
yang tertulis di depan fakultas kami, tidak tertinggal sobat-sobat kampus yang
selalu dan malahan setiap saat sering nongkrong di bawah pohon besar yang
diberi nama pohon beringin sehingga tempat tersebut sangat strategis untuk kami
diskusi, santai atau pacaran, Hehe…
Ups, masih ada
lagi pemandangan lain, di seberang sana ada paman parkir yang selalu setia dan
setia menjaga motor sobat kampus. Entah apa saja yang beliau lakukan aku juga
kurang tahu? Terlihat lagi ada paman penjual rujak, menurut informasi setiap
pagi selalu disapa dalam sebuah radio yang ternama di kota ini.
Di mana-mana
yang namanya anak kampus itu pasti memerlukan namanya tempat fotocopy. Nah,
disebelah paman rujak terpajang sebuah bangunan kayu berbentuk kubus yang
bertuliskan “Agriculture Copy Center”
dan disampingnya lagi juga berdiri sebuah bangunan mewah berwarna putih yang
sangat megah. Apalagi kalau bukan Mesjid tempat ibadahnya orang muslim.
Itulah sebagian
dari gambaran kampus kami dan masih banyak lagi hal-hal yang tidak bisa aku
catat tentang kelebihan atau kekurangan di sini, tapi semoga kalian mengerti.
Hehe…
Owh, iya… ada
satu hal lagi yang belum aku ceritakan dan ini sangat-sangat penting karena
kami Fakultas Pertanian jadi tidak boleh ketinggalan.
Letaknya itu,
di apit oleh dua buah bangunan yaitu diberi nama gedung 2 dan 3 tempat kami
kuliah. Di tengahnya terdapat sebuah jalan yang bisa tembus ke gedung kampus
dan bisa tembus ke fakultas lain. Nah, sedang disamping jalan ada 3 buah rumah
kaca yang bagian atapnya berwarna hijau dan bagian bawahnya berwarna putih.
Sekarang
bagaimana? Sudah puas belum? Kalau belum datang saja kemari! Hehe…
**********
Sekarang sudah jam 4 sore, aku dan
teman-teman kampus wajib pergi ke lahan atau ke kebun fakultas. Seperti hari
biasanya, teman-teman cowok selalu menjemput kami para cewek-cewek yang ikut
nebeng bersama mereka, entah mengapa? Sejak semester 4 ini kami semua sudah
sangat akrab sekali tidak seperti saat-saat sebelumnya.
Ritno, Ilmi, Tony, Iril plus dua
sahabat sejati Saidi dan Yosef yang sudah akrab kemana-mana selalu satu motor.
Berbeda dengan semester lalu, aku mesti mengendarai motor yang harus dikawal 2
orang bodyguard girl. Waduh, gimana tidak repot itu? Aku harus membawa dua
perempuan tersebut menuju lahan dengan kondisi jalan yang tidak bersahabat.
Apalagi saat musim hujan dan akhirnya setiap sampai ke kos harus dibersihkan
dulu motornya, tapi tidak apa sih? Kami tetap senang dan bahagia karena
peristiwa tersebut sangat menyenangkan bila diingat kembali.
Para pejantan tangguh tersebut
semoga saja tidak akan pernah bosan mengantar jemput kami, apalagi selesai
pulang dari lahan kadang kami jalan-jalan sore dulu mumpung masih punya waktu
sebelum petang.
Lahan… lahan memang telah
menumbuhkan keakraban kami serta membentuk kami menjadi teman atau sahabat,
mungkin juga ada yang pacaran, Hehehe…
“Ritno, nanti sore jemput kami untuk
pergi bareng ke lahan ya.. ajak juga teman-teman yang lain!” pinta Rina lembut
dihiasi wajahnya yang imut.
“Des, tugas besok sudah selesaikah,
aku nanti pinjam ya?” tanya Saidi.
“Tugasnya sudah selesai, nanti sore
ambil ke kos saat mau ke lahan!” jawab Dhesmy yang memang anaknya lebih pintar
dari kami sedangkan aku hanya seorang pengkhayal yang ingin jadi penulis
terkenal (Hehe… kasian deh gue!)
Hanya ada keceriaan di lahan serta
adanya kerja sama dan saling membantu, walaupun terkadang agak sedikit
berlebihan tapi kami semua selalu bahagia. Sebagian hal itulah yang bisa kami
banggakan dari kampus hijau ini serta beberapa hasil tanaman yang kami rawat
sendiri.
Sampai 4 semester ini, kami semua
sudah mulai akrab saking akrabnya kadang-kadang dalam ujian atau pretest juga
ikut-ikutan seharusya ini sudah tidak benar. Namun harus bagaimana lagi semua
kembali lagi ke diri masing-masing.
Inilah kampus yang sebenar-benarnya,
walaupun tak begitu sempurna seperti di kota lain namun aku dan teman-teman
tetap bersyukur bisa kuliah.
**********
“Rin, bulan ini gue ultah nih! Siapa
aja ya, teman-teman yang juga ultah dibulan yang sama? Aku punya rencana,
gimana kalo kita ngadain makan bareng satu angkatan” saran Ilmi yang anaknya
memang tajir diantara yang lain.
“kebetulan Ilmi, aku juga ultah
bulan ini. Aku setuju aja kalo traktir teman-teman untuk makan asalkan
budgetnya gak terlalu mahal. Lagipula kitakan anak kos, mesti ngerti dong
keadaan keuangan sekarang!” jelas Rina kayak pembahas utama.
Satu persatu para tukang ojek eh,
maksudnya para anak laki-laki antar jemput kami yang tidak menggunakan
transportasi untuk pergi ke warung makan yang sudah dipesan untuk mengadakan
acara teman-teman yang lagi ultah dan acara berjalan cukup sukses.
Adapun acara lain yang mereka
rencanakan yaitu pergi ke tambak bersama satu angkatan usai final test sehingga
menambah keakraban kami semakin erat kayak lem sama perangko (emangnya surat kelesss).
Kesenangan,
kebahagiaan memang selalu hadir didiri setiap orang apalagi kapan saja pasti
ada masalah. Entah itu tentang keluarga, teman-teman atau pacar juga Hehe…
namun yang namanya setiap ujian pasti selalu ada hikmahnya bagi kami semua.
Seperti cerita sore tadi. Seru,
menegangkan dan cukup memprihatinkan tapi kami harus tetap bisa tersenyum lebar
untuk mendukung teman satu dengan yang lainnya.
Usai pulang dari lahan kampus ada
kejadian yang cukup serius dimana motor kami ‘di tilang’ Oh, tidak! Motor kami
dapat razia dari pak Polisi.
Walaupun tidak terlalu serius, aku
tetap merasa tidak tega dengan Ritno yang kebetulan saat itu aku ikut nebeng di
motornya yang dapat razia.
Takut, deg-degan tapi kami berusaha
untuk tenang, walaupun beberapa kali teman-teman selalu mengungkit tentang
kejadian tersebut dan itu adalah pengalaman pertamaku dapat razia dari pak
polisi, Hhehe…
Musibah atau masalah bisa terjadi
dimana saja dan kita tidak pernah tahu kapan masalah itu datang dan pergi
karena itu semua sudah takdir serta ujian bagi setiap manusia. Jadi, jangan
pernah dipungkiri apalagi kalau sampai tidak percaya.
“Eh, kalian yang berdua kemari!”
panggil pak Polisi yang bertubuh agak gemuk dengan wajah serius.
Dengan wajah tenang aku berjalan
menuju ke sebuah meja yang sudah dipenuhi dengan orang-orang yang juga bernasib
sama dengan kami, tetap saja yang namanya orang salah itu harus dihukum
meskipun hanya aku saja yang tidak menggunakan helm.
Besok aku harus patungan untuk bayar
denda tilang hari ini karena SIM dan STNK Ritno ada di tempat pak Polisi. Jadi,
setiap masalah pasti akan segera selesai kalau manusianya itu selalu menghargai
setiap cobaannya, apalagi sampai urusan ‘Uang’.
**********
Angkatan kami kayaknya sama saja
dengan angkatan kakak tingkat maupun adik-adik angkatan yang semuanya pasti
banyak cerita, masalah serta lika liku yang harus dihadapi. Keakraban, canda
tawa sampai suka duka pun kami alami walaupun tidak sepenuhnya sedih (kisah sedih dihari minggu ya…!) oh,
bukan melainkan kisah sedih gara-gara sebagian dari angkatan kami
nilai-nilainya tidak di rekapitulasi oleh Dosen.
“Agro Berontak” (Media Instrumen
Bersatu dan Bergerak untuk Agro lebih baik). Sebagian kakak tingkat banyak yang
memuji kalimat tersebut cukup baik agar kami semua bisa koreksi diri
masing-masing kalau kalimat tersebut untuk membangkitkan semangat kami supaya
lebih baik lagi dari sebelumnya. Apalagi kami memang tidak berhak untuk protes
atau demo! (hebat banget sampai demo
segala, kayak mau minta turunin harga bahan bakar minyak aja!).
Tidak semua angkatan teman-teman
kampus otaknya pada pintar, jadi tidak ada salahnya kalau kami kadang mengerti
dan kadang juga tidak. Sehingga sangat wajar kalau kami semua bisa melakukan
kesalahan.
**********
Cerita kampus ini, mungkin hampir
sama dengan cerita-cerita seperti sinetron di televisi. Ada keceriaan, suka
duka dan ada juga ‘Loveless’ alias percintaan (Huh, makin seru aja nih apalagi tentang cinta, Hhm…).
Terpaut atau terikat perasaan sesama
lawan jenis alias beda mukhrim itu sangat wajar, boleh dibilang itu perasaan
normal yang dialami oleh siapa saja jadi, memang tidak ada salahnya kalau didalam
kehidupan kampus ada teman-teman yang lagi kasmaran (ceile… ada yang lagi jatuh cintrong ni yeahh!).
Perasaan itu kadang bisa datang
tiba-tiba, kadang juga datangnya perlu proses. Sering orang-orang bilang
pedekate sama teman satu kampus jadinya cinlok (cinta lokasi) sehingga membuat perasaan itu tidak pernah mengenal
yang namanya kompromi.
Suka sama kakak tingkat itu sih
biasa, apalagi kalau suka sama teman satu angkatan yang setiap hari selalu
bertemu. Jadi, mulai mekar bunga-bunga cinta dalam hati, Hhehe…
Tak disangka dan tak diduga ternyata
teman-teman kampus ada yang cinta lokasi. Awalnya biasa-biasa saja, tapi
lama-kelamaan perasaan itu tidak terbendung lagi dan rasanya ingin meletus (kayak gunung berapi aja!).
Dua sejoli ini memang sudah akrab
sejak awal semester ini, malahan kadang-kadang kalau pergi ke lahan selalu
bersama. Maklumlah untuk ke lahan jaraknya cukup jauh sehingga yang namanya
transportasi sangat diperlukan. Lama-kelamaan perasaan itu muncul, tumbuh dan
berkembang. Bunga-bunga cintapun mulai mekar tapi sayang dan sangat disayangkan
cintanya bertepuk sebelah tangan karena perempuan itu sudah punya pacar (#nowplaying lagunya Ahmad Dhani, ‘Hancur
hatiku, mengenang dikau menjadi keping-keping setelah kau pergi!).
By the way, masih banyak lagi
cerita-cerita tentang kampus yang tidak bisa aku tulis dalam cerpen ini. Semoga
saja cerita ini dapat mengingat kenangan lama yang membuat kita membayangkan
kisah masa lalu sehingga bisa terkenang sampai kapanpun.
Specially
dedicated for :
Fakultas Pertanian UNLAM Jurusan
BDP
Banjarbaru
Keterangan :
Hhm… sebenarnya cerpen ini sudah pernah aku ikutkan lomba
tapi, sayang tidak menang, Hhe… (belum
rezeki)
** Tetap Semangat ^^